Jumat, 27 November 2009

La Key

Besarnya gelombang kiriman Samudra Indonesia membawa papan selancar bermain indah di punggung dan bukit gulungan ombak biru
Barisan penginapan yang mencakar langit biru pun tak dapat menyembunyikan kilaunya La Key
La Key Peak jagoan Hawaiinya Sumbawa dengan butiran pasir putihnya serta batu karang yang terjaga kala surut
Bias-bias garis merah, jingga, kuning mengiring kembalinya sang surya ke peraduan di ufuk barat La Key

Gurindam Luas Ilmu

Apabila tak punya uang
Bukan berarti tak berpeluang

Apabila pandai mengasah otak
Pasti ada jalan yang ditapak

Apabila ilmu bertumpuk
Layaknya padi makin merunduk

Apabila menderma ilmu
Takkan habis terlebih semu

Apabila merasa pintar
Tak ada ruang untuk belajar

Apabila banyak menjiplak
Tak ada untung untukmu kelak

Apabila hati merasa jenuh
Bacalah Al Quran dengan sungguh

Apabila belajar istiqomah
Semua ilmu pasti terjamah

Apabila membuang waktu
Ilmu pergi walaupun satu

Apabila rajin menabung
Tua nanti takkan buntung

Akhir Dari Sebuah Awal Cerita

Hufff... akhirnya bel tanda pelajaran berakhir telah berbunyi. Aku sangat menantikan saat ini, saatnya PRAMUKA!!! Setiap hari sabtu sepulang sekolah, sekolahku memang mengadakan pramuka yang termasuk ekskul. Nggak banyak anak yang ikut, tau kenapa? Kata mereka ini membosankan! Tapi tidak bagiku. Selain aku senang karena....aku memang suka pramuka hehehehe.....disana juga ada Rony!! Salah satu siswa yang mengikuti JAMNAS tahun lalu dan tahun ini, juga pemain sepak bola (sebagai kiper) yang keren banget (menurutku ), otaknya pun lumayan encer.

##########

Aku dan Rony satu angkatan tapi beda kelas. Dia begitu baik, cekatan, dan sabar. Berbeda denganku yang sembrono, gampang marah, dan nggak terlalu cewek bangetlah. Entah sejak kapan aku mulai menyukainya (aku rasa dia juga ), yang jelas aku mulai sadar saat kami sedang mengikuti kemah di sekolah tahun lalu. Itu berarti aku sudah menyukainya selama hampir 2 tahun.

##########

Hari ini malam minggu, aku sudah punya janji dengan teman se-genk buat ke mal untuk cari baju yang akan digunakan saat perpisahan kelas. Memang masih lama, tapi daripada nganggur di rumah?
##########

Hari Senin yang cerah menyambutku, dan tentu aku membalasnya dengan senyumanku yang termanis. Minggu depan kami akan menjalani UAN tingkat SMA, uhhhh deg-degan.

##########

UAN berakhir. Aku melaluinya dengan sukses (ukuranku). Minggu ini diisi dengan ujian sekolah dan ujian praktek. Lalu sampai bulan depan (pengumuman kelulusan) adalah libur panjang bagi siswa kelas 3. Liburan ini aku manfaatkan untuk belajar mengendarai mobil. Aku sudah diterima di perguruan tinggi negeri di kotaku melalui jalur PMDK. Maka dari itu, ayah mengabulkan permintaanku untuk nyetir sendiri saat aku lulus dan masuk PTN.

##########
Kembali ke Rony. Aku tidak tau dia akan melanjutkan sekolahnya kemana setelah lulus nanti. Yang aku dengar dari teman-teman, katanya dia sangat giat belajar untuk menghadapi UNAS.

##########

Hari ini akhirnya tiba, hari dimana kau akan tau bahwa aku masuk 10 besar dalam daftar siswa yang lulus!!! Ayah dan ibu pasti bangga padaku, ini bersih!!. Tapi pada hari ini juga aku mendapatkan kejutan yang membuatku tidak bersemangat lagi. Kau tahu? Ternyata selama ini Rony belajar dengan sangat tekun karena dia ingin melanjutkan sekolahnya ke Inggris melalui beasiswa. Itu artinya kami tidak akan bertemu dalam jangka waktu lama, ya sekitar 5 tahunnan.

Aku merasa ini adalah saat yang tepat untuk mengutarakan perasaanku padanya, hanya ingin dia tahu, itu saja. Tapi aku tidak punya keberanian untuk itu. Sssssttt.... aku belum pernah pacaran! Lagi pula kami hanya ngobrol saat bertemu terutama saat pramuka. Aku hanya ingin bilang, tau kenapa? Aku pernah dengar bahwa cinta yang menyakitkan adalah bukan saat kita ditolak melainkan saat orang yang kita cintai tidak tahu perasaan kita padanya. Aku juga pernah menonton film yang isi ceritanya “if you love someone, express it” karena jika terlambat maka kamu akan menyesal.

Aku dilema. Disatu sisi aku ingin dia tahu perasaanku sebelum dia pergi jauh. Tapi aku takut ini akan merusak pertemanan kami. Lagi pula aku tidak punya keberanian untuk mengungkapkannya.

##########

Hari ini dia berangkat. Aku bersama beberapa kawannya mengantar sampai ke bandara. Hatiku kembali bergejolak. Aku hanya diam. Sampai dia mendekatiku dan berkata “doomo arigatou gozaimashita. aku pergi dulu, kimi no koto wasurenai yo” aku diam dan hanya menganggukkan kepala. Lalu perlahan dia berjalan menjauh karena pesawatnya akan segera take off. Ketika sadar aku langsung berteriak “owa kare ja nai yo ne?” dia hanya tersenyum, mengangguk dan berlalu. Sekarang aku sudah membuat keputusan, aku akan menunggunya sampai dia kembali 5 tahun lagi. Sampai saat itu tiba, aku yakin aku punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku padanya, apapun tanggapannya. Dan dengan seiring berjalannya waktu serta jarak yang memisahkan, seseorang dapat menimbang dan menakar.


Ketika cinta tidak harus saling memiliki adalah suatu pilihan pahit, sedangkan kamu tetap menjaga perjanjian yang suci, maka percayalah, akan datang suatu waktu dimana cinta itu akan kembali kepadamu....(novel islami : Hot Chocolate Love).

Ikutilah panggilan cinta bila ia memanggilmu
Kendati jalannya terjal dan berliku-liku
Pasrahlah dan meyerahlah bila sayapnya merangkummu
Walaupun pedang yang bersembunyi di sayap itu melukaimu
Dan percayalah pada perkataannya
Walaupun hal itu akan membuyarkan mimpimu
Laksana angin utara yang mengobrak-abrik pertamanan
(Kahlil Gibran)

Cinta dan kesunyian, bersemayam dalam wujud kita
Laksana air laut yang pasang surut
Cinta takkan kuasa mengukur kedalamannya sendiri jikalau belum ditikam oleh sunyinya perpisahan
(Kahlil Gibran)

Apabila kau ditakdirkan berjumpa dengan seorang istimewa, entah calon sahabat atau pasangan hidup, hal itu akan terjadi. Sama pastinya dengan matahari yang terbit setiap pagi, dan hal itu akan terjadi. Bahkan apabila surat yang telah kau susun dengan sempurna itu bertengger, menampung debu di atas meja kayu mapel tua. (Barbara Baumgardner)

12 Mei 1998 (karya Taufik Ismail:Agustus 1998)

Empat syuhada berangkat pada suatu malam,
gerimis air mata tertahan di hari keesokan,
telinga kami lekapkan ke tanah kuburan
dan simaklah itu sedu sedan

Mereka anak muda mengembara tiada sendiri,
Mengukir reformasi karena jemu deformasi,
Dengarkan saban hari langkah sahabat-
Sahabatmu beribu menderu-deru,,

Kartu mahasiswa telah disimpan
Dan tas kuliah turun dari bahu
Mestinya kalian jadi insinyur dan ekonom
abad duapuluh satu

Tapi malaikat telah mencatat indeks prestasi
kalian tertinggi di Trisakti bahkan di seluruh negeri,
karena kalian berani mengukir
alphabet pertama dari kata
reformasi-damai dengan darah arteri sendiri,

Merah putih yang setengah tiang ini,
Merunduk di bawah garang matahari
Tak mampu mengibarkan diri
Karena angina lama bersembunyi,

Tapi peluru logam telah kami patahkan
Dalam doa bersama,
Dan kalian pahlawan bersih dari dendam,
Karena jalan masih jauh
Dan kita perlukan peta dari Tuhan

CERITA RAKYAT ACEH (Pemuda Congkak)

Di daerah Aceh, tersebutlah sebuah kerajaan yang bernama Tampuh. Baginda raja Teuku Marali dan permaisuri Cah mempunyai seorang putri yang cantik jelita bernama putri Nini. Kecantikan Putri Nini terkenal sampai ke negeri tetangga. Banyak pangeran dan putra raja yang ingin mempersuntingnya.

Salah seorang pangeran dari kerajaan yang sangat besar bernama Pangeran Saiman ingin mempersunting Putri Nini. Cah Saiman adalah seorang yang tamak dan angkuh. Hampir setiap orang yang menjadi bawahan kerajaan pernah dipukulnya. Ia selalu memandang rendah orang lain.

Karena sifatnya yang demikian itulah Putri Nini tidak menyukai Cah Saiman, demikian pula dengan kedua orang tuanya. Tapi Cah Saiman mengancam, jika keinginannya ditolak, kerajaan Tampuh akan diserangnya. Karena takut ancaman itu Putri Nini dan orang tuanya tak dapat menolak kehendak Cah Saiman. Sekali pun dengan berat hati.

Di samping itu, diam-diam Putri Nini sudah mempunyai seorang kekasih dari kalangan rakyat jelata. Kekasihnya itu seorang pemanjat kelapa, namanya Gama Dewa. Perkenalan mereka terjadi, ketika Putri Nini terjatuh ke dalam Sumur Muara Tujuh, Gama Dewa menolongnya.

Sekali peristiwa, Gama Dewa hendak dipukul oleh Cah Saiman. Ketika itu Gama Dewa memberi nasehat-nasehat kepadanya dan mencela sifat kikir. Untunglah tindakan kasar Cah Saiman dapat dicegah oleh salah seorang dayang Putri Nini. Kemudian, Gama Dewa mengajarkan petuah-petuah agama kepada dayang tersebut.

Cah Saiman akhirnya mengetahui hubungan Putri Nini dengan Gama Dewa. Hal itu membuatnya marah. Ia mengancam untuk menyerang Kerajaan Tampuh. Cah Saiman mengumpulkan seluruh lasykarnya untuk menggempur kerajaan Teuku Marali.

Mengetahui niat Cah Saiman itu, Teuku Marali menjadi gelisah hatinya. Apa yang akan terjadinya, jika Cah Saiman benar-benar menyerang kerajaannya?

Tuanku Gampong, seorang penasehat Teuku Marali. Segera membujuk Cah Saiman agar jangan terbuang nafsu untuk berperang. Tuanku Gampong mengingatkan bahwa Teuku Marali sedang membujuk putrinya.

Sementara itu, Teuku Marali memerintahkan pengawalnya untuk menangkap Gama Dewa. Pemuda itu dianggap sebagai biang keladi keadaan gawat itu. Cah Saiman pun tidak menghiraukan bujukan Tuanku Gampong. Seorang dayang putri Nini juga ikut membujuk Cah Saiman agar tidak menurut nafsu jahatnya.

Ketika mendengar apa yang diucapkan oleh dayang itu adalah petuah-petuah yang pernah diucapkan Gama Dewa, Cah Saiman bertambah geram. Dayang putri Nini kemudian ditawan dan dipenjarakan di suatu tempat bawah tanah. Setelah mengetahui perlakuan yang sewenang-wenang itu, Putri Nini bertambah benci kepada Cah Saiman. Ia bersikeras menolak cinta lelaki itu.

Pengawal Teuku Marali melaporkan bahwa mereka tak menemukan Gama Dewa di Sumur Tujuh. Juga tidak ada di tempat lain. Pengawal itu hanya bertemu dengan seorang utusan dari kerajaan Dewa, yang ingin bertemu dengan Teuku Marali. Ia juga meminta agar Teuku Marali bersedia datang ke tempatnya.

Raja Teuku Marali tak keberatan memenuhi undangan itu. Bersama dengan permaisuri, Putri Nini, Tuanku Gampong, dan diikuti pula oleh Cah Saiman serta beberapa pengawal mereka menuju Sumur Muara Tujuh. Di tempat itu mereka bertemu dengan Tuanku Patih dari kerajaan Dewa. Mereka kemudian memperbincangkan masalah yang sedang dihadapi kerajaan Tampuh, sehubungan dengan lamaran Cah Saiman yang ditolak oleh Putri Nini.

Ketika mereka sedang asyik berbincang-bincang, tiba-tiba dari semak-semak muncul seorang pemuda yang gagah dan tampan. Ia mengenakan sebuah jubah yang putih bersih. Semua yang hadir menjadi terkejut dan terkesima. Karena pemuda itu tak lain adalah Gama Dewa yang telah berganti rupa setelah mencuci mukanya dengan air suci yang diambil dari sumur suci di dekat tempat itu.

Tuanku Patih terus memberi nasihat-nasihat keagamaan yang baik kepada mereka, terutama kepada Cah Saiman diperingatkan agar tidak berlaku sewenang-wenang.

Cah Saiman bukannya berterima kasih atau menyadari kesalahan-kesalahannya. Ia mencabut rencong dan hendak ditikamnya kepada Tuanku Patih. Namun berkat kesaktian Tuanku Patih usaha Cah Saiman dibuatnya kaku, tidak dapat bergerak.

Namun Tuanku Patih menjadi iba, dan ia percaya bahwa Cah Saiman masih dapat diperbaiki perangainya, ia disembuhkan kembali. Diluar dugaan, Cah Saiman mengamuk. Ia menyerang siapa saja yang berada di dekatnya, ia berhasil membunuh Teuku Marali dan permaisurinya.

Tapi, akhirnya Cah Saiman dapat diringkus oleh para pengawal kerajaan Tampuh. Ia segera diseret ke ruang sidang istana untuk diadili. Namun sebelum pengadilan dimulai, ia telah bunuh diri.

Beberapa lama kemudian, Putri Nini menikah dengan Gama Dewa. Mereka memerintah kerajaan Tampuh dengan adil dan bijaksana. Dan pusat kerajaan lalu dipindahkan ke tempat dimana raja Teuku Marali dan permaisurinya gugur dibunuh oleh Cah Saiman.

Kerajaan baru itu kemudian diberi nama Cahlang; yang berasal dari kata cacah alang, artinya ”memotong lalang.” Sebab ketika mereka hendak membangun istana, mereka harus membersihkan lebih dahulu rumput ilalang yang banyak tumbuh di tempat itu.

Demikianlah legenda yang terjadi di daerah Aceh ini. Penduduk yang berdiam di daerah Sigli percaya bahwa cerita ini pernah terjadi.

Hikmah:
Kita tidak bisa memaksakan kehendak kepada orang lain. Apalagi dengan cara yang tidak terpuji.
Bahwa sikap tamak, angkuh dan semena-mena akhirnya merugikan diri sendiri seperti tergambar dalam perilaku Cah Saiman.